Aku pikir aku bisa
Aku pikir aku biasa
Menjalani hidup tanpamu
Kupejamkan mata
Melayangkan seuntai doa
Sejenak kutahan nafasku
Mengantar kepergianmu
Saat itu aku buta
Antara kurang cinta
Atau mulai hilang rasa
Aku tak tahu jawabannya
Menemukan diriku
Tetap tenang
Tanpa histeria
Melewati hari paling sedih
Yang saat itu menyapa
Akhirnya kutemukan mengapa
Kumampu redam perasaan lara
Membisu bak patung di tengah kota
Tak bergeming diusik
Kenangan lama yang manja
Melalui suatu pagi paling menyakitkan
Yang pernah ada
Kutemukan jawabannya
Selamat jalan mama
Ternyata aku sangat cinta
Ternyata aku tak bisa dan biasa…
Selamat jalan
Bahagialah disurga
(my sincere gratitude for Vonny who allows me posting this poem)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
When someone we love passes away,
We ache, but we go on;
Our dear departed would want us to heal,
After they are gone.
Grief is a normal way to mend
The anguish and pain in our hearts;
We need time to remember and time to mourn,
Before the recovery starts.
She’s in a better place right now
Than she’s ever been before;
All pain is gone; she’s now at rest;
Nothing troubles him anymore.
It’s we who feel the burden of
Our sadness and our grief;.
We have to cry, to mourn our loss,
Before we get relief.
We know we’ll reconnect with her ….
(Lalita)
Di dunia ini cuma Ibu yang paling baik. Aku rindu Ibuku... Aku mau pulang hanya untuk Ibu
Anak Ibu
Post a Comment