Monday 16 June 2008

A Year Ago

12 months ago I was standing next close to you...

It was the time when I was comforting you as you were too weak standing on your own feet only to see the fact that all energies wasted in the court room went unnoticed when you lost the biggest battle of your life

30 months ago I was cheering you up with all of my life...

It was the day when I was striving hard to convince you to see another side of this life which is always brighter than wished as this life didn't seem going into your path as your right to be with your two kids was dismissed by judges

360 days ago I was wordless and speechless...

It was the moment when I was in agony when seeing how separation could hurt people to their utmost anguish, when seeing no tears left to weep as only dried eyes left to send the message how painful the separation was

Until today, if looked back to those days, I wish I had never those kinds in my life as I did start abhoring separation badly since I left Brighton back in early 2000 when my tears were dried up and my heart was torn up

Until now, if asked to comment on those separating days, I wish I had never gone thru but then I realise because of the anguish of separation I know the value of togetherness

Love is a simple token of togetherness

Do love me Love...
Do love me Bliss...
Do love me Joy...
As I love you Love, Bliss & Joy...

1 comment:

Anonymous said...

Dear Mr.Steven,

Aku melihat kamu disana, selalu.
Menjejakkan kakiku di aspal yang sama dengan kakimu
Tak pernah aku berharap kamu menyadari kehadiranku.
Ditengah hirup pikuk keramaian jalan itu, keramaian yang tidak menyadari perasaan ini.

Aku hanya ingin melihatmu...
Tak pernah aku berharap kamu membalas pandanganku.
Aku hanya ingin merekam wajah dan expresi kamu dalam ingatanku.

(Ingatan yang dapat memacu semangatku untuk menjalani hari-hariku)

Berkali-kali pun tak apa.
Karena akhirnya kamu akan pergi.
Pergi dari baris pandanganku.
Sejalan dengan kepergianmu itu semua suka cita bahkan duka telah memberikan memori yang indah dalam hati ini.

Dear Mr.Steven,

Pertemuan denganmu diluar rencanaku. Terkadang aku merasa dirimu adalah jawaban atas semua kecewa dan sakit dimasa lalu.

Pertemuan denganmu adalah anugerah indah, yang entah dapat terulang lagi atau tidak.
Tanpa kau sadari kau telah mengubahku. Segalanya berubah.
Kini kupandang dunia dengan cara yang berbeda. Kurasa itu baik. Dan aku menerima perubahan itu dengan hati yang lapang.

Dear Mr.Steven,
Setiap kali membaca tulisanmu (aku tidak tahu kamu tujukan pada siapa) tentang CINTA, sadarkah kamu telah membuatku CEMBURU.

Iri terhadap perempuan itu.
Benci terhadap diri sendiri.
Karena aku tak bisa luluhkan hati dan aku tak bisa menyentuh cintamu.

Aku ingin kau tercipta untuk aku.
Hanya untukku seorang, tanpa pernah terbagi yang lain. Terkadang (maaf) aku ingin kau mati saja, sehingga tanpa termiliki siapa pun juga.

I LOVE YOU ANTHONY STEVEN